Kamis, 04 Agustus 2016

BAB 10 Manusia dan kegelisahan



Manusia dan kegelisahan
A.  PENGERTIAN KEGELISAHAN
Kegelisahan berasal dari gelisah,yang berarti tidak tentram hatinya, selalu merasa khawatir, tidak tenang,tidak sabar, cemas. Sehingga kegelisahan merupakan hal yang menggambarkan seseorang tidak tentram hati maupun perbuatannya, merasa kawatir, tidak tenang dalam tingkah lakunya, tidak sabar ataupun dalam kecemasan.
Sigmund Freud ahli psikoanalisa berpendapat, bahwa ada tiga macam kecemasan yang menimpa manusia yaitu :
1.    Kecemasan obyektif
Kecemasan tentang kenyatan adalah suatu pengalaman perasaan sebagai akibat pengamatan atau seuatu bahaya dalam dunia luar.
2.    Kecemasan neorotik (syaraf)
Kecemasan ini timbul karena pengamatan tentang bahaya dari naluriah.
3.    Kecemasan moril
Kecemasan moril disebabkan karena pribadi seseorang. Tipa pribadi memiliki bermacam-macam emosi antara lain : iri, benci, dendam, dengki, marah, gelisah, cinta, rasa kurang.
B.  SEBAB-SEBAB ORANG GELISAH
Sebab-sebab orang gelisah karena pada hakekatnya orang takut kehilangan hak-haknya .
C.  USAHA MENGATASI KEGELISAHAN
Mengatasi kegelisahan ini pertama-tama harus mulai dari diri kita sendiri, yaitu kita harus bersikap tenang. Dengan sikap tenang kita dapat berfikir tenang, sehingga segala kesuliatan dapat kita atasi.
D. KETERASINGAN
Ketereasingan berasal dari kata terasing, dan kata itu adalah dari kata dasra assing. Kata asing berarti sendiri,n todka dikenal orang sehingga kata terasing berarti, tersisihkan dari pergaulan, terpisahkan dari yang lain, atau terpencil.
Terasing atau keterasingan adalah bagian hidup manusia. Sebentar atau lama orang pernah mengalami hidup dalam keterasingan, sudah tentu dengan sebab dan kadar yang berbeda satu sama lain. Yang menyebabkan orang berada dalam keterasingan itu ialah perilakunya yang tidak dapat diterima atau tidak dapat dibenarkan oleh masyarakat, atau kekurangan yang ada pada diri seseorang, sehingga ia tidak dapat atau sulit menyesuaikan driri dalam masyarakat.
E.  KETIDAKPASTIAN
Kesepian berasala dari kata sepi yang berarti sunyi atau lenggang, shingga kata kesepian berarti merasa sunyi atau lenggang, tidak berteman. Tiap orang pernah merasakan kesepian karena kesepian ,erupakan bagia hidup dari manusia, lama rasa sepi itu tergantung kepada mental orang dan kasus penyebabnya.  
Sebab-sebab terjadinya kesepian :
1.    Frustasi
2.    Keterasingan yang diakibatkan oleh sikap sombong, angkuh, kaku, keras kepala sehingga di jauhi teman-teman sepergaulan.
F.   KETIDAKPASTIAN
Ketidakpastian berasal dri kata tidak pasti artinya tidak menentu, tidka dapat ditentukan, tidak tahu, tanpa arah yang jelas . ketidakpastian artinya keadaan yangtiak pasti, tidak tentu, tidak dapat ditentukan , tidak tahu, keadaan tanpa arah yang jelas, keadaan tanpa asal-usul yang jelas.
G.  SEBAB-SEBAB TERJADI KETIDAKPASTIAN
1.    Obsesi
Obsesia merupakan gejala neurosa jiwa, yaitu adanya pikiran atau perasaan tertentu yang terus menerus, biasanya tentang hal-hal yang tak menyenangkan, atau sebab-sebabnya tak diketahui pleh penderita.
2.    Phobia
Ialah rasa ketakutan yang tak terkendali, tidak normal, kepada sesuatu hal atau kejadian tanpa diketahui seba-sebabnya.
3.    Kompulasi
Ialah adanya keraguan tentang apa yang telah dikerjakan, sehingga ada dorongan yang tak disadari melakukan perbuatan yang serupa berkali-kali
4.    Hysteria
Ialah neorosa jiwa yang disebabkan oleh tekanan mental. Kekecewaan, pengalaman pahit yang menekan, kelemahan syaraf, tidak mampu menguasi diri, sugeti dari sikap orang lain.
5.    Delusi
Menunjukan pikiran yang tidak beres, karena berdasarkan suatu keyakinan palsu.
6.    Halusinasi
Khayalan yang terjadi tanpa rangsangan pancaindera.
7.    Keadaan emosi
Dalam keadaan tertentu seseorang sangat berpengaruh oelh emosinya. Ini Nampak keseluruhan pribadinya : ganguan pada nafsu makan, pusing-pusing, muka merah, nadi cepat, keringetan, tekanan darah tinggi/lemah.
H. USAHA-USAHA PENYEMBUHAN KETIDAKPASTIAN
Orang yang tdiak dapat berfikir dengan baik, atau kacau pikirannya ada bermacam-macam penyebabnya. Untuk dapat menyembuhkan keadaan ini tegantung kepada mental si penderita.
Sumber :
Widyo Nugroho, Achmad Muchji. 1996. Ilmu Budaya Dasar. Jakarta : Universitas Gunadarma.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar