PERMASALAHAN
SISTEM PENDIDIKAN DI INDONESIA
Disusun
Oleh:
Nama
: Sarah Nur Azizah Pinim
Kelas
1IA19
NPM
: 56415397
Mata Kuliah : Ilmu Budaya Dasar
Universitas
Gunadarma
2016
BAB
I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pendidikan
merupakan sebuah usaha untuk peserta didik mengembangkan potensi yang di
milikinya. Pendidikan bias di dapatkan melalui sekolah , pengajian , kelompok
masyarakat ataupun dari pun di dapat secara otodidak. Pendidikan merupakan
sebuah kebutuhan pokok yang wajib di miliki oleh setiap orang.
Seperti
yang kita ketahui sistem pendidikan di Indonesia bisa dikatakan tidak sebaik sistem pendidikan di
luar negeri. System pendidikan di Indonesia harus ebih banyak melakukan
perbaikan untuk menjadikan sisitem pendidikan di Indonesia menjadi lebih baik
lagi.
Rumusan Masalah
- Apa yang dimaksud dengan system pendidikan ?
- Apa yang dimaksud problematika pendidikan?
- Apa saja masalah pokok pendidikan di Indonesia?
- Bagaimana solusi yang tepat untuk mengatasinya?
- Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi berkembangnya masalah pendidikan?
Tujuan Masalah
- Untuk menegetahui arti dari system pendidikan.
- Untuk mengetahui arti problematika pendidikan.
- Untuk mengetahui macam-macam masalah pokok pendidikan di Indonesia.
- Untuk mengetahui solusi dari masalah-masalah pendidikan di Indonesia.
- Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi berkembangnya masalah pendidikan.
BAB
II
PEMBAHASAN
1.
System
pendidikan
Istilah sistem berasal dari bahasa Yunani “systema”, yang
berarti sehimpunan bagian atau komponen yang saling berhubungan secara teratur
dan merupaka suatu keseluruhan. Sistem merupakan istilah yang memiliki makna
sangat luas dan dapat digunakan sebagai sebutan yang melekat pada sesuatu.
Suatu perkumpulan atau organisasi adalah sebagai sistem, yang kemudian orang
menyebutnya dengan istilah sistem organisasi. Pendidikan sebagai sebuah sistem,
yang kemudian orang menyebutnya dengan istilah sistem pendidikan. Begitu
seterusya, bahwa setiap, jenis organisasi, apapun bentuknya, akan disebut
sistem. Roger A Kaufman mendefinisikan sistem sebagai jumlah keseluruhan dari
bagian-bagian yang bekerja secara independent dan bekerja bersama untuk
mencapai hasil yang dikehendaki berdasarkan asas kebutuhan. Notonagoro
mengatakan bahwa system adalah suatu rangkaian keseluruhan kebutuhan kesatuan.
Webster’s third New International Dictionary, sistem adalah suatu kesatuan
kompleks yang dibentuk dari berbagai bagian yang tunduk pada rencana umum atau mengabdi
suatu tujuan umum dan sekumpulan objek yang bekerjasama dan interaksi yang
teratur atau interdependensi. Kesimpulannya adalah sistem merupakan suatu
rangkaian keseluruhan kebulatan kesatuan dari komponen-komponen yang saling
berinteraksi atau interdependensi dalam mencapai tujuan.
Menurut Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1984/1985)
setiap sistem mempunyai ciri – ciri sebagai berikut :
·
Tujuan
·
Fungsi – fungsi
·
Komponen – komponen
·
Interaksi atau saling hubungan
·
Penggabungan yang menimbulkan jalinan
perpaduan
·
Proses transformasi
·
Umpan balik untuk koreksi
·
Daerah batasan dan lingkungan
Karakteristik Teori Sistem
·
Keseluruhan bersifat primer,
bagian-bagian bersifat sekunder.
·
Integrasi adalah kondisi saling
hubungan antara bagian-bagian.
·
Bagian-bagian membentuk sebuah
keseluruhan.
·
Bagian-bagian memainkan peranan
mereka dalam kesatuannya untuk mencapai tujuan dari keseluruhan.
Karakteristik Sistem
·
Memiliki tujuan.
·
Memiliki batas yang memisahkannya
dari lingkungannya.
·
Memiliki sifat wholism
(memiliki unsur/bagian/komponen yang saling berhu-bungan/ketergantungan sebagai
suatu keseluruhan).
·
Ada proses transformasi, yaitu
mengubah masukan menjadi keluaran.
·
Memiliki sub sistem-sub sistem dan
berhubungan dengan supra sistem.
Unsur-unsur Sistem Pendidikan:
Raw
input : individu dg karakteristik
tertentu yang akan mengalami proses pendidikan.
Instrumental
input : segala sesuatu yang sengaja
diadakan atau dirancang untuk keperluan pendidikan (kurikulum, program,
pendidik, dst.);
Environmental
input : berupa lingkungan, baik
lingkungan fisik maupun lingkungan sosial;
Output : peserta didik yang telah mengikuti proses pendidikan
dalam waktu tertentu dan telah mengalami perubahan tingkah laku dengan
kualifikasi tertentu (tujuan pendidikan).
2.
Problematika
Pendidikan
Problematika adalah berasal dari akar kata bahasa Inggris
“problem” artinya, soal, masalah atau teka-teki. Juga berarti problematik,
yaitu ketidak tentuan.
Tentang pendidikan banyak definisi yang berbagai macam,
namun secara umum ada yang mendefinisikan bahwa, pendidikan adalah suatu hasil
peradaban sebuah bangsa yang dikembangkan atas dasar suatu pandangan hidup
bangsa itu sendiri, sebagai suatu pengalaman yang memberikan pengertian,
pandangan, dan penyesuaian bagi seseorang yang menyebabkan mereka berkembang.
Definisi pendidikan secara lebih khusus ialah suatu proses pertumbuhan di dalam
mana seorang individu di bantu mengembangkan daya-daya kemampuannya, bakatnya,
kecakapannya dan minatnya. Sehingga dapat di simpulkan disini bahwa pendidikan adalah,
suatu usaha sadar dalam rangka menanamkan daya-daya kemampuan, baik yang
berhubungan dengan pengalaman kognitif (daya pengetahuan), afektif (aspek
sikap) maupun psikomotorik (aspek ketrampilan) yang dimiliki oleh seorang
individu.
Adapun yang dimaksud dengan problematika pendidikan adalah,
persoalan-persoalan atau permasalahan-permasalahan yang di hadapi oleh dunia
pendidikan, khususnya Negara Indonesia.[1]
3.
MASALAH POKOK PENDIDIKAN
Masalah pokok pendidikan yang dialami di Indonesia adalah:
1.
Kualitas pendidikan
Misalnya:
– Mutu guru yang masih rendah terdapat di semua jenjang
pendidikan.
– Alat bantu proses belajar mengajar belum memadai.
– Tidak meratanya lulusan yang dihasilkan untuk semua
jenjang pendidikan.
Untuk
mengatasinya: – Meningkatkan anggaran untuk pendidikan.
–
Meningkatkan efisiensi pendidikan.
2. Relevansi pendidikan
Relevansi pendidikan merupakan kesesuaian antara pendidikan
dengan perkembangan di masyarakat.
Misalnya:
– Lembaga pendidikan tidak dapat mencetak lulusan yang siap
pakai.
– Tidak adanya kesesuaian antara output (lulusan) pendidikan
dengan tuntutan perkembangan ekonomi.
Untuk
mengatasinya: – Membuat kurikulum yang sesuai dengan
perkembangan dunia usaha
–
Mengganti kurikulum yang sudah tidak sesuai dengan tuntutan zaman.
3. Elitisme
Adalah kecenderungan penyelenggaraan pendidikan oleh
pemerintah yang menguntungkan kelompok minoritas yang justru mampu ditinjau
secara ekonomi.
Misalnya:
– Kepincangan pemberian subsidi.
– Mahalnya pendidikan yang mengakibatkan hanya bisa dienyam
oleh orang yang kaya.
Untuk
mengatasinya: – Subsidi silang.
–
Pemberian beasiswa kepada yang tidak mampu.
4. Manajemen pendidikan
Misalnya:
– Masalah pengelolaan
sekolah.
– Lembaga pendidikan dibentuk berdasarkan fungsi dan peranan
pendidikan yang sudah ketinggalan jaman.
Untuk
mengatasinya: – Sistem pendidikan nasional (Sisdikanas)
perlu ditata kembali.
5. Pemerataan pendidikan
Misalnya:
– Biaya pendidikan yang mahal membuat siswa putus sekolah
atau tidak melanjutkan.
Untuk
mengatasinya:
– Menggratiskan sekolah dalam wajib belajar 9
tahun.
–
Menekankan pentingnya sekolah.
4.
Solusi
Pemecahan Problematika Pendidikan di Indonesia
–
Meningkatkan anggaran untuk pendidikan.
–
Meningkatkan efisiensi pendidikan.
–
Membuat kurikulum yang sesuai dengan perkembangan dunia usaha
–
Mengganti kurikulum yang sudah tidak sesuai dengan tuntutan zaman.
–
Subsidi silang.
–
Pemberian beasiswa kepada yang tidak mampu.
–
Sistem pendidikan nasional (Sisdikanas) perlu ditata kembali.
–
Menggratiskan sekolah dalam wajib belajar 9 tahun.
–
Menekankan pentingnya sekolah.
5.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Berkembangnya Masalah Pendidikan
Permasalahan pokok pendidikan
sebagaimana telah diutarakan diatas merupakan masalah pembangunan mikro, yaitu
masalah-masalah yang berlangsung di dalam sistem pendidikan sendiri. Masalah
mikro tersebut berkaitan dengan masalah makro pembangunan, yaitu masalah di
luar sistem pendidikan, sehingga harus diperhitungkan dalam memecahkan masalah
mikro pendidikan. Masalah makro ini meliputi masalah perkembangan
internasional, masalah demografi, masalah politik, ekonomi, dan sosial budaya,
serta masalah perkembangan regional. Masalah-masalah makro yang merupakan
faktor-faktor yang mempengaruhi berkembangnya masalah pendidikan, yaitu:
- 1. Perkembangan Iptek Dan Seni
- Perkembangan Iptek
Terdapat hubungan yang erat antara
pendidikan dan iptek (ilmu pengetahuan dan teknologi). Ilmu pengetahuan
merupakan hasil eksplorasi secara sistem dan terorganisasi mengenai alam
semesta , dan teknologi adalah penerapan yang direncanakan dari ilmu
pengetahuan untuk memenuhi kebutuhan hidup masyarakat. Sebagai contoh hubungan
antara pendidikan dan iptek, misalnya sering suatu teknologi baru yang
digunakan suatu proses produksi menimbulkan kondisi ekonomi sosial baru
lantaran perubahan persyaratan kerj, dan mungkin juga penguraian jumlahtenaga
kerja atau jam kerja, kebutuhan bahan-bahan baru, sistem pelayanan baru, sampai
pada berkembangnya gaya hidup baru, kondisi tersebut minimal bisa mempengaruhi
perubahan isi pendidikan dan metodenya, bahkan mungkin rumusan baru tunjangan
pendidikan, otomatis juga sarana sarana penunjangnya seperti sarana
laboratorium dan ketenangan. Semua perubahan tersebut tentu juga membaw masalah
dalam skala nasional yang tidak sedikit memakan biaya. Contoh di atas
memberikan gambaran pengaruh tidak langsung iptek terhadap sistem pendidikan.
Di samping pengaruh tidak langsung juga banyak pengaruh yang langsung dalam
sistem pendidikan dalam bentuk berbagai macam inovasi atau pembaruan dengan
aksentuasi tujuan yang bermacam-macam pula. Ada yang bertujuan untuk mengatasi
kekurangan guru dan gedung sekolah seperti sistem Pamong dan SMP terbuka,
pengadaan guru relatif cepat seperti dengan program diploma, perlindungan
terhadap profesi guru seperti program akta mengajar. Hampir setiap inovasi
mengundang masalah. Pertama, karena belum ada jaminan bahwa inovasi itu
pasti membawa hasil. Kedua, pada dasarnya orang merasa ragu dan
gusar jika menghadapi hal baru. Masalahnya ialah bagaimana cara memperkenalkan
suatu inovasi agar orang menerimanya. Setiap inovasi mengandung dua aspek yaitu
aspek konsepsional (memuat ide, cita-cita, dan prinsip-prinsip) dan aspek
struktur operasional (teknik pelaksanaannya).
- Perkembangan Seni
Kesenian merupakan aktivitas
berkreasi manusia, secara individual ataupun kelompok yang menghasilkan sesuatu
yamg indah. Melalui kesenian manusia dapat menyalurkan dorongan berkreasi
(mencipta) yang bersifat orisinil (bukan tiruan) dan dorongan spontanitas dalam
menemukan keindahan. Dilihat dari segi tujuan pendidikan yaitu terbentuknya
manusia seutuhnya, aktivitas kesenian mempunyai andil yang besar karena dapat
mengisi pengembangan dominan afektif khususnya emosi yang positif dan
konstruktif serta keterampilan disamping domain kognitif yang sudah digarap
melalui program /bidang studi yang lain. Dilihat dari segi lapangan kerja,
dewasa ini dunia seni dengan segenap cabangnya telah mengalami perkembangan
pesat dan semakin mendapat tempat dalam kehidupan masyarakat.[14]
- 2. Laju Pertumbuhan Penduduk.
Masalah kependudukan dan
kependidikan bersumber pada 2 hal, yaitu:
- Pertambahan Penduduk.
Dengan bertambahnya jumlah penduduk
maka penyediaan prasarana dan sarana pendidikan beserta komponen penunjang
terselenggaranya pendidikan harus di tambah. Dan ini berarti beban pembangunan
nasional menjadi bertambah.
Pertumbuhan penduduk yang dibarengi
dengan meningkatnya usia rata-rata dan penurunan angka kematian, mengakibatkan
berubahnya struktur kependudukan, yaitu proporsi penduduk usia sekolah dasar
menurun, sedangkan proporsi penduduk usia sekolah lanjutan, angkatan kerja, dan
penduduk usia tua meningkat berkat kemajuan bidang gizi dan kesehatan. Dengan
demikian terjadi pergesaran permintaan akan fasilitas pendidikan, yaitu untuk
sekolah lanjutan cenderung lebih meningkat dibanding dengan permintaan akan
fasilitas sekolah dasar. Sebagai akibat lanjutan, permintaan untuk lanjutan
keperguruan tinggi juga meningkat, khusus untuk penduduk usia tua yang
jumlahnya meningkat perlu disediakan pendidikan non formal.
- Penyebaran Penduduk
Penyebaran penduduk diseluruh
pelosok tanah air tidak merata. Ada daerah yang padat penduduk, terutama di
kota-kota besar dan daerah yang penduduknya jarang yaitu daerah pedalaman
khususnya di daerah terpencil yangberlokasi di pegunungan dan di pulau-pulau.
Sebaran penduduk seperti digambarkan itu menimbulkan kesulitan dalam penyediaan
sarana pendidikan. Sebagai contoh adalah dibangunya SD kecil untuk melayani
kebutuhan akan pendidikan di daerah terpencil pada pelita V, di samping SD yang
reguler. Belum lagi kesulitan dalam hal penyediaan dan penempatan guru.[15]
- 3. Aspirasi Masyarakat
Dalam dua dasa warsa terakhir ini
aspirasi masyarakat dalam banyak hal meningkat, khususnya aspirasi
terhadap pendidikan hidup yang sehat, aspirasi terhadap pekerjaan, kesemuanya
ini mempengaruhi peningkatan aspirasi terhadap pendidikan. Pendidikan dianggap
memberi jaminan bagi peningkatan taraf hidup dan pendakian ditangga
sosial. Gejala yang timbul ialah membanjirnya pelamar pada
sekolah-sekolah. Arus pelajar menjadi meningkat. Di kota-kota , di samping
pendidikan formal mulai bermunculan beraneka ragam pendidikan nonformal.
Beberapa hal yang tidak dikehendaki antara lain ialah seleksi penerimaan siswa
pada berbagai jenis dan jenjang pendidikan menjadi kurang objektif, jumlah
murid dan siswa perkelas melebihi yang semestinya, jumlah kelas setiap sekolah
membengkak , diadakannya kesempatan belajar bergilir pagi dan sore dengan
pengurangan jam belajar, kurang sarana belajar, kekurangan guru, dan
seterusnya. Keterbelakangan budaya adalah istilah yang diberikan oleh
sekelompok masyarakat (yang menganggap dirinya sudah maju) kepada masyarakat
lain pendukung suatu budaya . bagi masyarakat pendukung budaya, kebudayaannya
pasti dipandang sebagai sesuatu yang bernilai dan baik.[16]
- 4. Keterbelakangan Budaya Dan Sarana Kehidupan.
Keterbelakangan budaya adalah
istilah yang diberikan oleh sekelompok masyarakat (yang menganggap dirinya
sudah maju) kepada masyarakat lain pendukung suatu budaya. Bagi masyarakat
pendukung budaya, kebudayaannya pasti dipandang sebagai sesuatu yang bernilai
dan baik. Sesungguhnya tidak ada kebudayaan yang secara mutlak statis, apalagi
mandeg, tidak mengalami perubahan. Sekurang-kurangnya bagian unsur-unsurnya
yang berubah jika tidak seluruhnya secara utuh. Perubahan kebudayaan terjadi
karena ada penemuan baru dari luar maupun dari dalam lingkungan masyarakat
sendiri. Kebudayaan baru itu baik bersifat material seoerti peralatan-peralatan
pertanian, rumah tangga, transportasi, telekomunikasi, dan yang bersifat non
matreial seperti paham atau konsep baru tentang keluarga berencana, budaya
menabung, penghargaan terhadap waktu, dan lain-lain. Keterbelakangan budaya
terjadi karena:
a)
Letak geografis tempat tinggal suatu masyarakat (misal terpencil)
b)
Penolakan masyarakat terhadap datangnya unsur budata baru karena tidak dipahami
atau karena dikhawatirkan akan merusak sendik masyarakat.
c)
Ketidakmampuan masyarakat secara ekonomis menyangkut unsur kebudayaan tersebut.
Sehubungan dengan faktor penyebab
terjadinya keterbelakangan budaya umumnya dialami oleh:
a)
Masyarakat daerah terpencil.
b)
Masyarakat yang tidak mampu secara ekonomis.
c)
Masyarakat yang kurang terdidik.
Yang menjadi masalah ialah bahwa
kelompok masyarakat yang terbelakang budayanya tidak ikut berperan serta dalam
pembangunanmsebab mereka kurang memiliki dorongan untuk maju. Jadi inti
permasalahannya ialah menyadarkan mereka akan ketertinggalannya, dan bagaimana
cara menyediakan sarana kehidupan, dan bagaimana sistem pendidikan dapat melibatkan
mereka. Jika sistem pendidikan dapat menggapai masyarakat terbelakang
kebudayaanya berarti melibatkan mereka untuk berperan serta dalam pembangunan.
BAB
III
PENUTUP
Kesimpulan
Problematika pendidikan adalah,
persoalan-persoalan atau permasalahan-permasalahan yang di hadapi oleh dunia
pendidikan, khususnya Negara Indonesia. Dunia pendidikan kita masih menghadapi
berbagai masalah internal yang cukup mendasar dan bersifat kompleks. Kita masih
menghadapi sejumlah masalah yang sifatnya berantai sejak jenjang
pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi. Rendahnya kualitas pada jenjang
sekolah dasar sangat penting untuk segera diatasi karena sangat berpengaruh
terhadap pendidikan selanjutnya.
Pada dasarnya ada dua masalah pokok
yang dihadapi oleh dunia pendidikan di tanah air kita dewasa ini, yaitui:
- Bagaimana semua warga Negara dapat menikmati kesempatan pendidikan.
- Bagaimana pendidikan dapat membekali peserta didik dengan keterampilan kerja yang mantap untuk dapat terjun kedalam kancah kehidupan bermasyarakat.
Yang pertama mengenai masalah
pemerataan, dan yang kedua adalah masalah mutu, relevansi, dan juga efisiensi
pendidikan.
- 1. Masalah Pemerataan Pendidikan
Masalah pemerataan pendidikan adalah
persoalan bagaiman sistem pendidikan dapat menyediakan kesempatan yang
seluas-luasnya kepada seluruh warga Negara untuk memperoleh pendidikan,
sehingga pendidikan itu menjadi wahana bagi pembanguana sumber daya manusia
untuk menunjang pembangunan. Masalah pemerataan pendidikan timbul apabila masih
banyak warga Negara khususnya anak usia sekolah yang tidak dapat di tampung
dalam sistem atau lembaga pendidikan karena kurangnya fasilita pendidikan yang
tersedia.
- 2. Masalah mutu pendidikan
Berarti pokok permasalahan mutu
pendidikan lebih terletak pada masalah pemprosesan pendidikan. Selanjutnya
kelancaran pemprosesan pendidikan ditunjang oleh komponen pendidikan yang
terdiri dari peserta didik, tenaga kependidikan, kurikulum, sarana
pembelajaran, dan juga masyarakat sekitar. Dan Masalah mutu pendidikan juga
mencakup masalah pemerataan mutu.
- 3. Masalah Efisiensi Pendidikan
Pada hakikatnya masalah efisiensi
adalah masalah pengelolaan pendidikan, terutama dalam pemanfaatan dana dan
sumber daya manusia. Dan sistem pendidikan yang efesien ialah dengan tenaga dan
dana yang terbatas dapat di hasilkan sejumlah besar lulusan yang berkualitas
tinggi. Para ahli banyak mengatakan bahwa sistem pendidiakn sekarang ini masih
kurang efisien. Masalah efisiensipendidikan mempersoalkan bagaimana suatu
sistem pendidikn mendayagunakan sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan
pendidikan. Jika penggunaannya hemat dan tepat sasaran dikatakan efisiensinya
tinggi. Masalah ini meliputi pengangkatan, penempatan, dan pengembanagan tenaga
kependidikan.
- 4. Masalah Relevansi Pendidikan
Masalah relevansi pendidikan
mencakup sejauh mana sistem pendidikan dapat menghasilkan luaran
yang sesuai dengan kebutuhan pembangunan, yaitu masalah-masalah seperti yang
digambarkan dalam rumusan tujuan pendidikan nasional.
Alternatif solusinya:
- 1. Solusi Masalah Pemerataan Pendidikan
Dengan Cara konvesional
antara lain:
1)
Membangun gedung sekolah seperti SD inpres dan atau ruangan belajar.
2)
Menggunakan gedung sekolah untuk double shift (sistem bergantian pagi dan
sore).
- 2. Solusi Masalah Mutu, Efisiensi dan Relevansi Pendidikan
Dengan Upaya pemecahan masalah
masalah mutu pendidikan dalam garis besarnya meliputi hal-hal yang bersifat
sebagai fisik dan lunak, personalia, dan manajemen. Sebagai berikut:
a)
Seleksi yanglebih rasional terhadap masukan mentah, khususnay untuk Slta dan
PT.
b)
Pengembanagn kemanpuan tenaga kependidikan melalui studi lanjut.
c)
Penyempurnaaan kurikulum
d)
Pengembanagan prasarana yang menciptakan lingkungan yang tenteram untuk belajar
e)
Penyempurnaan sarana belajar seperti buku paket, media pembelajaran
f)
Peniungkatan adminisrasi manajemen khususnya yang mengenai anggaran
g)
Kegiatan pengendalian mutu.
Permasalahan pokok pendidikan
sebagaimana telah diutarakan diatas merupakan masalah pembangunan mikro, yaitu
masalah-masalah yang berlangsung di dalam sistem pendidikan sendiri. Masalah
mikro tersebut berkaitan dengan masalah makro pembangunan, yaitu masalah di
luar sistem pendidikan, sehingga harus diperhitungkan dalam memecahkan masalah
mikro pendidikan.
Masalah-maslah makro yang merupakan
faktor-faktor yang mempengaruhi berkembangnya masalah pendidikan, yaitu:
- Perkembangan iptek dan seni.
- Laju pertumbuhan penduduk.
- Aspirasi masyarakat.
- Keterbelakang budaya dan sarana kehidupan.
DAFTAR
PUSTAKA
![Description: :)](file:///C:\Users\USER\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image002.gif)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar