Selasa, 28 Juni 2016

Manusia Dan Penderitaan



Bab 6
Manusia Dan Penderitaan
A.    Pengertian penderitaan
Penderitaan berasal dari kata derita. Kata derita berasal dari bahasa sansekerta dhra artinya menahan atau menanggung. Derita artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan. Penderitaan itu dapat lahir, batin , atau lahir dan batin.
Penderitaan akan di alami  oleh semua orang, hal itu sudah merupakan “risiko” hidup. Tuhan memberikan kesenangan kepada umatnya tetapi juga memberikan penderitaan ataupun kesedihan yang terkadang bermakna membuat manusia sadar untuk tidak berpaling dari-Nya.
Berbagai kasus penderitaan terdapat dalam kehidupan. Banyaknya macam kasus penderitaan sesuai dengan lika-liku kehidupan manusia. Bagaimana manusisa menghadapinya ? penderitaan fisik yang di alami manusia tentulah di atasi secara medis untuk mengurangi atau menyembuhkannya. Sedangkan penderitaan psikis penyembuhannya terletak pada kemampuan si penderita dalam menyelesaikan soal-soal psikis yang di hadapinya.
B.     Siksaan
Siksaan dapat diartikan sebagai siksaan badan atau jasmani, dan dapat juga berupa siksaan jiwa atau rohani. Akibat siksaan yang di alami oleh seseorang timbullah penderitaan. Di dalam kitab suci diterangkan jenis dan ancaman siksaan yang dialami manusia di akhirat nanti, yaitu sksaan bagi orang-orang musyrik,syirik,dengki, memfitnah,mencuri, makan harta anak yatim, dan sebagainya.
            Siksaan yang sifatnya psikis misalnya :
1.      Kebimbangan dialami oleh seseorang bila ia pada suatu saat tidak dapat menenutukan pilihan mana yang akan di ambil.
2.      Kesepian dialmai oleh seseorang merupakan rasa sepi dalam dirinya sendiri atau jiawanya walaupun ia dalam lingkungan orang ramai.
3.      Ketakutan merupakan bentuk lain yang dapat menyebabkan seseorang mengalami siksaan batin. Banyak sebab yang menjadikan seseorang merasa ketakutan antara lain:
a.       Claustropobia dan Agropobia
b.      Gamang
c.       Kegelapan
d.      Kesakitan
e.       Kegagalan
Apa yang membuat seseorang menjadi phobia ?
Kebanyakan phobia dimulai dengan suatu schock emosional atau susatu tekanan pada waktu tertentu misalnya , pekerjaan baru , kematian dalam keluarga suatu operasi atau sakit yang serius.
C.     Kekalutan mental
Penderitaan batin dalam ilmu psikologi dikenal sebgai kekalutan mental. Gejala gejala pemula bagi seseorang yang mengalami kekalutan mental adalah :
a.       Nampak pada jasmani yang sering merasakn pusing, sesak napas, demam, nyeri pada lambung.
b.      Nampak pada kejiwaanya dengan rasa cemas, ketakutan, patah hati, apatis, cemburu, mudah marah.
Tahap-tahao gangguan kejiwaan adalah :
a.       Gangguan kejiwaan Nampak dalam gejala-gejala kehidupan si penderita baik jasmani maupun rohani.
b.      Usaha mempertahan kan diri dengan cara negatif yaitu mundur atau lari.
c.       Kekalutan merupakan titik patah dan yang bersangkutan mengalami gangguan.
Sebab-sebab timbunya kekalutan mental:
a.       Kepribadian yang lemah akibat kondisi jasmani atau mental yang kurang sempurna.
b.      Terjadinya konflik social budaya
c.       Cara pematangan batin yang salah.
Penderita kekalutan mental banyak terdapat dalam lingkungan seperti :
1.      Kota-kota besar
2.      Anak-anak muda
3.      Wanita
4.      Orang-orang yang tifakk beragama
5.      Orang yang terlalu mengejar materi
D.    Penderitaan dan perjuangan
Penderitaan dikatakan sebagai kodrat manusia, artinya sudah menjadi
konsekwensi manusia hidup , bahwa manusia hidup ditakdirkan bukan haya untuk bahagia, melainkan juga menderita
            pembebasan dari penderitaan pada hakekatnya meneruskan kelangsungan hidup. Caranya ialah berjuang menghadapi tantangan hidup dalam alam lingkunagn, masyarakat sekitar dengan waspada dan disertai doa kepada Tuhan supaya terhidar dari bahaya dan malapetaka

E.     Penderitaan , media massa dan seniman
Beberapa seab lain yang menimbulkan penderitaan manusia ialah kecelakaan, bencana alam, perang, dll.
Berita mengenai penderitaan manusia silih berganti mengisi lembaran Koran , siaran T, pesawat radio, dengan maksud supaya semua orang yang menyaksikan ikut merasakan dari jauh penderiaan manusia.
F.      Penderitaan dan sebab-sebabnya
Sebab-sebab timbulnya penderitaan:
1.      Penderitaan yang timbul karena perbuatan buruk manusia.
2.      Penderitaan yang timbul karena penyakit, siksaan / azab tuhan
G.    Pengrauh penderitaan
Orang-orang yang mengalami penderitaan mungkin akan memperoleh pengaruh bermacam-macam dna sikap dalam dirinya. Sikap yang timbul  dapat berupa sikap positof maupun sikap negatif.
Sikap positif yaitu sikap optimis mengatasi penderitaan hidup, bahwa hidup bukan rangkaian penderitaan melainkan perjuangan membebaskan diri dari penderitaan dan penderitaan itu hanyalah bagian dari kehidupan.
Sikap negatif misalnya penyesalan karena tidak bahagia sikap kecewa, putus asa, ingin bunuh diri .
Apabila sikap positif dan negatif di kombinasikan maka akan menghasilkan perbaikan keadaan yang lebih baik. 



Sumber:
Widyo Nugroho, Achmad Muchji. 1996. Ilmu Budaya Dasar. Jakarta : Universitas Gunadarma


Minggu, 05 Juni 2016

MAKALAH PERMASALAHAN SISTEM PENDIDIKAN DI INDONESIA



PERMASALAHAN SISTEM PENDIDIKAN DI INDONESIA
Disusun Oleh:
Nama : Sarah Nur Azizah Pinim
Kelas 1IA19
NPM : 56415397
 Mata Kuliah : Ilmu Budaya Dasar
Universitas Gunadarma
2016



BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pendidikan merupakan sebuah usaha untuk peserta didik mengembangkan potensi yang di milikinya. Pendidikan bias di dapatkan melalui sekolah , pengajian , kelompok masyarakat ataupun dari pun di dapat secara otodidak. Pendidikan merupakan sebuah kebutuhan pokok yang wajib di miliki oleh setiap orang.
Seperti yang kita ketahui sistem pendidikan di Indonesia bisa  dikatakan tidak sebaik sistem pendidikan di luar negeri. System pendidikan di Indonesia harus ebih banyak melakukan perbaikan untuk menjadikan sisitem pendidikan di Indonesia menjadi lebih baik lagi.
Rumusan Masalah
  1. Apa yang dimaksud dengan system pendidikan ?
  2. Apa yang dimaksud problematika pendidikan?
  3. Apa saja masalah pokok pendidikan di Indonesia?
  4. Bagaimana solusi yang tepat untuk mengatasinya?
  5. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi berkembangnya masalah pendidikan?
Tujuan Masalah
  1. Untuk menegetahui arti dari system pendidikan.
  2. Untuk mengetahui arti problematika pendidikan.
  3. Untuk mengetahui macam-macam masalah pokok pendidikan di   Indonesia.
    1. Untuk mengetahui solusi dari masalah-masalah pendidikan di Indonesia.
    2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi berkembangnya masalah pendidikan.



BAB II
PEMBAHASAN
1.      System pendidikan
Istilah sistem berasal dari bahasa Yunani “systema”, yang berarti sehimpunan bagian atau komponen yang saling berhubungan secara teratur dan merupaka suatu keseluruhan. Sistem merupakan istilah yang memiliki makna sangat luas dan dapat digunakan sebagai sebutan yang melekat pada sesuatu. Suatu perkumpulan atau organisasi adalah sebagai sistem, yang kemudian orang menyebutnya dengan istilah sistem organisasi. Pendidikan sebagai sebuah sistem, yang kemudian orang menyebutnya dengan istilah sistem pendidikan. Begitu seterusya, bahwa setiap, jenis organisasi, apapun bentuknya, akan disebut sistem. Roger A Kaufman mendefinisikan sistem sebagai jumlah keseluruhan dari bagian-bagian yang bekerja secara independent dan bekerja bersama untuk mencapai hasil yang dikehendaki berdasarkan asas kebutuhan. Notonagoro mengatakan bahwa system adalah suatu rangkaian keseluruhan kebutuhan kesatuan. Webster’s third New International Dictionary, sistem adalah suatu kesatuan kompleks yang dibentuk dari berbagai bagian yang tunduk pada rencana umum atau mengabdi suatu tujuan umum dan sekumpulan objek yang bekerjasama dan interaksi yang teratur atau interdependensi. Kesimpulannya adalah sistem merupakan suatu rangkaian keseluruhan kebulatan kesatuan dari komponen-komponen yang saling berinteraksi atau interdependensi dalam mencapai tujuan.
Menurut Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1984/1985) setiap sistem mempunyai ciri – ciri sebagai berikut :
·         Tujuan
·         Fungsi – fungsi
·         Komponen – komponen
·         Interaksi atau saling hubungan
·         Penggabungan yang menimbulkan jalinan perpaduan
·         Proses transformasi
·         Umpan balik untuk koreksi
·         Daerah batasan dan lingkungan
Karakteristik Teori Sistem
·         Keseluruhan bersifat primer, bagian-bagian bersifat sekunder.
·         Integrasi adalah kondisi saling hubungan antara bagian-bagian.
·         Bagian-bagian membentuk sebuah keseluruhan.
·         Bagian-bagian memainkan peranan mereka dalam kesatuannya untuk mencapai tujuan dari keseluruhan.
Karakteristik Sistem
·         Memiliki tujuan.
·         Memiliki batas yang memisahkannya dari lingkungannya.
·         Memiliki sifat wholism (memiliki unsur/bagian/komponen yang saling berhu-bungan/ketergantungan sebagai suatu keseluruhan).
·         Ada proses transformasi, yaitu mengubah masukan menjadi keluaran.
·         Memiliki sub sistem-sub sistem dan berhubungan dengan supra sistem.
Unsur-unsur Sistem Pendidikan:
Raw input : individu dg karakteristik tertentu yang akan mengalami proses pendidikan.
Instrumental input : segala sesuatu yang sengaja diadakan atau dirancang untuk keperluan pendidikan (kurikulum, program, pendidik, dst.);
Environmental input : berupa lingkungan, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial;
Output : peserta didik yang telah mengikuti proses pendidikan dalam waktu tertentu dan telah mengalami perubahan tingkah laku dengan kualifikasi tertentu (tujuan pendidikan).
2.      Problematika Pendidikan
Problematika adalah berasal dari akar kata bahasa Inggris “problem” artinya, soal, masalah atau teka-teki. Juga berarti problematik, yaitu ketidak tentuan.
Tentang pendidikan banyak definisi yang berbagai macam, namun secara umum ada yang mendefinisikan bahwa, pendidikan adalah suatu hasil peradaban sebuah bangsa yang dikembangkan atas dasar suatu pandangan hidup bangsa itu sendiri, sebagai suatu pengalaman yang memberikan pengertian, pandangan, dan penyesuaian bagi seseorang yang menyebabkan mereka berkembang. Definisi pendidikan secara lebih khusus ialah suatu proses pertumbuhan di dalam mana seorang individu di bantu mengembangkan daya-daya kemampuannya, bakatnya, kecakapannya dan minatnya. Sehingga dapat di simpulkan disini bahwa pendidikan adalah, suatu usaha sadar dalam rangka menanamkan daya-daya kemampuan, baik yang berhubungan dengan pengalaman kognitif (daya pengetahuan), afektif (aspek sikap) maupun psikomotorik (aspek ketrampilan) yang dimiliki oleh  seorang individu.
Adapun yang dimaksud dengan problematika pendidikan adalah, persoalan-persoalan atau permasalahan-permasalahan yang di hadapi oleh dunia pendidikan, khususnya Negara Indonesia.[1]
3.      MASALAH POKOK PENDIDIKAN

Masalah pokok pendidikan yang dialami di Indonesia adalah:
1.      Kualitas pendidikan
Misalnya:   
– Mutu guru yang masih rendah terdapat di semua jenjang pendidikan.
– Alat bantu proses belajar mengajar belum memadai.
– Tidak meratanya lulusan yang dihasilkan untuk semua jenjang pendidikan.
Untuk mengatasinya:     – Meningkatkan anggaran untuk pendidikan.
– Meningkatkan efisiensi pendidikan.
2. Relevansi pendidikan
Relevansi pendidikan merupakan kesesuaian antara pendidikan dengan perkembangan di masyarakat.
Misalnya:   
– Lembaga pendidikan tidak dapat mencetak lulusan yang siap pakai.
– Tidak adanya kesesuaian antara output (lulusan) pendidikan dengan tuntutan perkembangan ekonomi.
Untuk mengatasinya:     – Membuat kurikulum yang sesuai dengan perkembangan dunia usaha
– Mengganti kurikulum yang sudah tidak sesuai dengan tuntutan zaman.
3. Elitisme
Adalah kecenderungan penyelenggaraan pendidikan oleh pemerintah yang menguntungkan kelompok minoritas yang justru mampu ditinjau secara ekonomi.
Misalnya:   
– Kepincangan pemberian subsidi.
– Mahalnya pendidikan yang mengakibatkan hanya bisa dienyam oleh orang yang kaya.
Untuk mengatasinya:     – Subsidi silang.
– Pemberian beasiswa kepada yang tidak mampu.
4. Manajemen pendidikan
Misalnya:   
 – Masalah pengelolaan sekolah.
– Lembaga pendidikan dibentuk berdasarkan fungsi dan peranan pendidikan yang sudah ketinggalan jaman.
Untuk mengatasinya:     – Sistem pendidikan nasional (Sisdikanas) perlu ditata kembali.
5. Pemerataan pendidikan
Misalnya:   
– Biaya pendidikan yang mahal membuat siswa putus sekolah atau tidak melanjutkan.
Untuk mengatasinya:    
 – Menggratiskan sekolah dalam wajib belajar 9 tahun.
– Menekankan pentingnya sekolah.

4.      Solusi Pemecahan Problematika Pendidikan di Indonesia
– Meningkatkan anggaran untuk pendidikan.
– Meningkatkan efisiensi pendidikan.
– Membuat kurikulum yang sesuai dengan perkembangan dunia usaha
– Mengganti kurikulum yang sudah tidak sesuai dengan tuntutan zaman.
– Subsidi silang.
– Pemberian beasiswa kepada yang tidak mampu.
– Sistem pendidikan nasional (Sisdikanas) perlu ditata kembali.
– Menggratiskan sekolah dalam wajib belajar 9 tahun.
– Menekankan pentingnya sekolah.
5.        Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Berkembangnya Masalah Pendidikan
Permasalahan pokok pendidikan sebagaimana telah diutarakan diatas merupakan masalah pembangunan mikro, yaitu masalah-masalah yang berlangsung di dalam sistem pendidikan sendiri. Masalah mikro tersebut berkaitan dengan masalah makro pembangunan, yaitu masalah di luar sistem pendidikan, sehingga harus diperhitungkan dalam memecahkan masalah mikro pendidikan. Masalah makro ini meliputi masalah perkembangan internasional, masalah demografi, masalah politik, ekonomi, dan sosial budaya, serta masalah perkembangan regional. Masalah-masalah makro yang merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi berkembangnya masalah pendidikan, yaitu:
  1. 1.      Perkembangan Iptek Dan Seni
    1. Perkembangan Iptek
Terdapat hubungan yang erat antara pendidikan dan iptek (ilmu pengetahuan dan teknologi). Ilmu pengetahuan merupakan hasil eksplorasi secara sistem dan terorganisasi mengenai alam semesta , dan teknologi adalah penerapan yang direncanakan dari ilmu pengetahuan untuk memenuhi kebutuhan hidup masyarakat. Sebagai contoh hubungan antara pendidikan dan iptek, misalnya sering suatu teknologi baru yang digunakan suatu proses produksi menimbulkan kondisi ekonomi sosial baru lantaran perubahan persyaratan kerj, dan mungkin juga penguraian jumlahtenaga kerja atau jam kerja, kebutuhan bahan-bahan baru, sistem pelayanan baru, sampai pada berkembangnya gaya hidup baru, kondisi tersebut minimal bisa mempengaruhi perubahan isi pendidikan dan metodenya, bahkan mungkin rumusan baru tunjangan pendidikan, otomatis juga sarana sarana penunjangnya seperti sarana laboratorium dan ketenangan. Semua perubahan tersebut tentu juga membaw masalah dalam skala nasional yang tidak sedikit memakan biaya. Contoh di atas memberikan gambaran pengaruh tidak langsung iptek terhadap sistem pendidikan. Di samping pengaruh tidak langsung juga banyak pengaruh yang langsung dalam sistem pendidikan dalam bentuk berbagai macam inovasi atau pembaruan dengan aksentuasi tujuan yang bermacam-macam pula. Ada yang bertujuan untuk mengatasi kekurangan guru dan gedung sekolah seperti sistem Pamong dan SMP terbuka, pengadaan guru relatif cepat seperti dengan program diploma, perlindungan terhadap profesi guru seperti program akta mengajar. Hampir setiap inovasi mengundang masalah. Pertama, karena belum ada jaminan bahwa inovasi itu pasti membawa hasil. Kedua,  pada dasarnya orang merasa ragu dan gusar jika menghadapi hal baru. Masalahnya ialah bagaimana cara memperkenalkan suatu inovasi agar orang menerimanya. Setiap inovasi mengandung dua aspek yaitu aspek konsepsional (memuat ide, cita-cita, dan prinsip-prinsip) dan aspek struktur operasional (teknik pelaksanaannya).
  1. Perkembangan Seni
Kesenian merupakan aktivitas berkreasi manusia, secara individual ataupun kelompok yang menghasilkan sesuatu yamg indah. Melalui kesenian manusia dapat menyalurkan dorongan berkreasi (mencipta) yang bersifat orisinil (bukan tiruan) dan dorongan spontanitas dalam menemukan keindahan. Dilihat dari segi tujuan pendidikan yaitu terbentuknya manusia seutuhnya, aktivitas kesenian mempunyai andil yang besar karena dapat mengisi pengembangan dominan afektif khususnya emosi yang positif dan konstruktif serta keterampilan disamping domain kognitif yang sudah digarap melalui program /bidang studi yang lain. Dilihat dari segi lapangan kerja, dewasa ini dunia seni dengan segenap cabangnya telah mengalami perkembangan pesat dan semakin mendapat tempat dalam kehidupan masyarakat.[14]
  1. 2.      Laju Pertumbuhan Penduduk.
Masalah kependudukan dan kependidikan bersumber pada 2 hal, yaitu:
  1. Pertambahan Penduduk.
Dengan bertambahnya jumlah penduduk maka penyediaan prasarana dan sarana pendidikan beserta komponen penunjang terselenggaranya pendidikan harus di tambah. Dan ini berarti beban pembangunan nasional menjadi bertambah.
Pertumbuhan penduduk yang dibarengi dengan meningkatnya usia rata-rata dan penurunan angka kematian, mengakibatkan berubahnya struktur kependudukan, yaitu proporsi penduduk usia sekolah dasar menurun, sedangkan proporsi penduduk usia sekolah lanjutan, angkatan kerja, dan penduduk usia tua meningkat berkat kemajuan bidang gizi dan kesehatan. Dengan demikian terjadi pergesaran permintaan akan fasilitas pendidikan, yaitu untuk sekolah lanjutan cenderung lebih meningkat dibanding dengan permintaan akan fasilitas sekolah dasar. Sebagai akibat lanjutan, permintaan untuk lanjutan keperguruan tinggi juga meningkat, khusus untuk penduduk usia tua yang jumlahnya meningkat perlu disediakan pendidikan non formal.
  1. Penyebaran Penduduk
Penyebaran penduduk diseluruh pelosok tanah air tidak merata. Ada daerah yang padat penduduk, terutama di kota-kota besar dan daerah yang penduduknya jarang yaitu daerah pedalaman khususnya di daerah terpencil yangberlokasi di pegunungan dan di pulau-pulau. Sebaran penduduk seperti digambarkan itu menimbulkan kesulitan dalam penyediaan sarana pendidikan. Sebagai contoh adalah dibangunya SD kecil untuk melayani kebutuhan akan pendidikan di daerah terpencil pada pelita V, di samping SD yang reguler. Belum lagi kesulitan dalam hal penyediaan dan penempatan guru.[15]
  1. 3.      Aspirasi Masyarakat
Dalam dua dasa warsa terakhir ini aspirasi masyarakat dalam banyak hal meningkat, khususnya  aspirasi terhadap pendidikan hidup yang sehat, aspirasi terhadap pekerjaan, kesemuanya ini mempengaruhi peningkatan aspirasi terhadap pendidikan. Pendidikan dianggap memberi jaminan bagi peningkatan taraf hidup dan pendakian ditangga sosial.  Gejala yang timbul ialah membanjirnya pelamar pada sekolah-sekolah. Arus pelajar menjadi meningkat. Di kota-kota , di samping pendidikan formal mulai bermunculan beraneka ragam pendidikan nonformal. Beberapa hal yang tidak dikehendaki antara lain ialah seleksi penerimaan siswa pada berbagai jenis dan jenjang pendidikan menjadi kurang objektif, jumlah murid dan siswa perkelas melebihi yang semestinya, jumlah kelas setiap sekolah membengkak , diadakannya kesempatan belajar bergilir pagi dan sore dengan pengurangan jam belajar, kurang sarana belajar, kekurangan guru, dan seterusnya. Keterbelakangan budaya adalah istilah yang diberikan oleh sekelompok masyarakat (yang menganggap dirinya sudah maju) kepada masyarakat lain pendukung suatu budaya . bagi masyarakat pendukung budaya, kebudayaannya pasti dipandang sebagai sesuatu yang bernilai dan baik.[16]
  1. 4.      Keterbelakangan Budaya Dan Sarana Kehidupan.
Keterbelakangan budaya adalah istilah yang diberikan oleh sekelompok masyarakat (yang menganggap dirinya sudah maju) kepada masyarakat lain pendukung suatu budaya. Bagi masyarakat pendukung budaya, kebudayaannya pasti dipandang sebagai sesuatu yang bernilai dan baik. Sesungguhnya tidak ada kebudayaan yang secara mutlak statis, apalagi mandeg, tidak mengalami perubahan. Sekurang-kurangnya bagian unsur-unsurnya yang berubah jika tidak seluruhnya secara utuh. Perubahan kebudayaan terjadi karena ada penemuan baru dari luar maupun dari dalam lingkungan masyarakat sendiri. Kebudayaan baru itu baik bersifat material seoerti peralatan-peralatan pertanian, rumah tangga, transportasi, telekomunikasi, dan yang bersifat non matreial seperti paham atau konsep baru tentang keluarga berencana, budaya menabung, penghargaan terhadap waktu, dan lain-lain. Keterbelakangan budaya terjadi karena:
a)      Letak geografis tempat tinggal suatu masyarakat (misal terpencil)
b)      Penolakan masyarakat terhadap datangnya unsur budata baru karena tidak dipahami atau karena dikhawatirkan akan merusak sendik masyarakat.
c)      Ketidakmampuan masyarakat secara ekonomis menyangkut unsur kebudayaan tersebut.
Sehubungan dengan faktor penyebab terjadinya keterbelakangan budaya umumnya dialami oleh:
a)      Masyarakat daerah terpencil.
b)      Masyarakat yang tidak mampu secara ekonomis.
c)      Masyarakat yang kurang terdidik.
Yang menjadi masalah ialah bahwa kelompok masyarakat yang terbelakang budayanya tidak ikut berperan serta dalam pembangunanmsebab mereka kurang memiliki dorongan untuk maju. Jadi inti permasalahannya ialah menyadarkan mereka akan ketertinggalannya, dan bagaimana cara menyediakan sarana kehidupan, dan bagaimana sistem pendidikan dapat melibatkan mereka. Jika sistem pendidikan dapat menggapai masyarakat terbelakang kebudayaanya berarti melibatkan mereka untuk berperan serta dalam pembangunan.




BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Problematika pendidikan adalah, persoalan-persoalan atau permasalahan-permasalahan yang di hadapi oleh dunia pendidikan, khususnya Negara Indonesia. Dunia pendidikan kita masih menghadapi berbagai masalah internal yang cukup mendasar dan bersifat kompleks. Kita masih menghadapi sejumlah  masalah yang sifatnya berantai sejak jenjang pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi. Rendahnya kualitas pada jenjang sekolah dasar sangat penting untuk segera diatasi karena sangat berpengaruh terhadap pendidikan selanjutnya.
Pada dasarnya ada dua masalah pokok yang dihadapi oleh dunia pendidikan di tanah air kita dewasa ini, yaitui:
  1. Bagaimana semua warga Negara dapat menikmati kesempatan pendidikan.
  2. Bagaimana pendidikan dapat membekali peserta didik dengan keterampilan kerja yang mantap untuk dapat terjun kedalam kancah kehidupan bermasyarakat.
Yang pertama mengenai masalah pemerataan, dan yang kedua adalah masalah mutu, relevansi, dan juga efisiensi pendidikan.
  1. 1.      Masalah Pemerataan Pendidikan
Masalah pemerataan pendidikan adalah persoalan bagaiman sistem pendidikan dapat menyediakan kesempatan yang seluas-luasnya kepada seluruh warga Negara untuk memperoleh pendidikan, sehingga pendidikan itu menjadi wahana bagi pembanguana sumber daya manusia untuk menunjang pembangunan. Masalah pemerataan pendidikan timbul apabila masih banyak warga Negara khususnya anak usia sekolah yang tidak dapat di tampung dalam sistem atau lembaga pendidikan karena kurangnya fasilita pendidikan yang tersedia.
  1. 2.      Masalah mutu pendidikan
Berarti pokok permasalahan mutu pendidikan lebih terletak pada masalah pemprosesan pendidikan. Selanjutnya kelancaran pemprosesan pendidikan ditunjang oleh komponen pendidikan yang terdiri dari peserta didik, tenaga kependidikan, kurikulum, sarana pembelajaran, dan juga masyarakat sekitar. Dan Masalah mutu pendidikan juga mencakup masalah pemerataan mutu.
  1. 3.      Masalah Efisiensi Pendidikan
Pada hakikatnya masalah efisiensi adalah masalah pengelolaan pendidikan, terutama dalam pemanfaatan dana dan sumber daya manusia. Dan sistem pendidikan yang efesien ialah dengan tenaga dan dana yang terbatas dapat di hasilkan sejumlah besar lulusan yang berkualitas tinggi. Para ahli banyak mengatakan bahwa sistem pendidiakn sekarang ini masih kurang efisien. Masalah efisiensipendidikan mempersoalkan bagaimana suatu sistem pendidikn mendayagunakan sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan pendidikan. Jika penggunaannya hemat dan tepat sasaran dikatakan efisiensinya tinggi. Masalah ini meliputi pengangkatan, penempatan, dan pengembanagan tenaga kependidikan.
  1. 4.      Masalah Relevansi Pendidikan
Masalah relevansi pendidikan mencakup  sejauh mana sistem pendidikan dapat menghasilkan luaran yang sesuai dengan kebutuhan pembangunan, yaitu masalah-masalah seperti yang digambarkan dalam rumusan tujuan pendidikan nasional.
Alternatif solusinya:
  1. 1.      Solusi Masalah Pemerataan Pendidikan
Dengan Cara konvesional antara lain:
1)      Membangun gedung sekolah seperti SD inpres dan atau ruangan belajar.
2)      Menggunakan gedung sekolah untuk double shift (sistem bergantian pagi dan sore).
  1. 2.      Solusi Masalah Mutu, Efisiensi dan Relevansi Pendidikan
Dengan Upaya pemecahan masalah masalah mutu pendidikan dalam garis besarnya meliputi hal-hal yang bersifat sebagai fisik dan lunak, personalia, dan manajemen. Sebagai berikut:
a)      Seleksi yanglebih rasional terhadap masukan mentah, khususnay untuk Slta dan PT.
b)      Pengembanagn kemanpuan tenaga kependidikan melalui studi lanjut.
c)      Penyempurnaaan kurikulum
d)     Pengembanagan prasarana yang menciptakan lingkungan yang tenteram untuk belajar
e)      Penyempurnaan sarana belajar seperti buku paket, media pembelajaran
f)       Peniungkatan adminisrasi manajemen khususnya yang mengenai anggaran
g)      Kegiatan pengendalian mutu.
Permasalahan pokok pendidikan sebagaimana telah diutarakan diatas merupakan masalah pembangunan mikro, yaitu masalah-masalah yang berlangsung di dalam sistem pendidikan sendiri. Masalah mikro tersebut berkaitan dengan masalah makro pembangunan, yaitu masalah di luar sistem pendidikan, sehingga harus diperhitungkan dalam memecahkan masalah mikro pendidikan.
Masalah-maslah makro yang merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi berkembangnya masalah pendidikan, yaitu:
  1. Perkembangan iptek dan seni.
  2. Laju pertumbuhan penduduk.
  3. Aspirasi masyarakat.
  4. Keterbelakang budaya dan sarana kehidupan.



DAFTAR PUSTAKA

Description: :)